Merantau
Merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana ia ia tumbuh
besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman. Banyak
faktor yang mendorong orang-orang untuk pergi dari tempat asal atau
kelahirannya menuju tempat lain. Diantaranya faktor tradisi atau budaya dari
suatu kelompok etnis, juga ada faktor ekonomi, pendidikan dan faktor
peperangan.
Saat ini, pada zaman globalisasi,
tujuan perantauan bagi orang-orang Indonesia sudah sangat beragam.Untuk tujuan
pendidikan maupun ekonomi orang bisa pergi atau merantau kemana saja di bagian
dunia ini. Tidak sedikit orang-orang Indonesia yang merantau ke Malaysia, Australia, Eropa bahkan Amerika Serikat dengan berbagai macam tujuan dan
motivasinya.
Mengenai aspek perantauan dalam
negeri, pembangunan yang tidak merata dan lebih terpusat di kota-kota besar,
membuat banyak orang Indonesia dari berbagai etnis pergi merantau terutama ke pulau Jawa untuk mencari
pekerjaan atau pendidikan yang lebih baik. Para perantau ini, terutama yang
beragama Islam, memiliki tradisi
untuk mudik setiap tahun untuk
merayakan lebaran. Hal ini dapat
diamati dari kenaikan arus penumpang sistem transportasi umum.
Banyak orang Indonesia dari berbagai
etnis pergi dari tempat asalnya menuju dan menetap di wilayah lain.
Bermacam-macam penyebab, tujuan dan motivasi yang mendorong mereka pergi
merantau. Dari sekian banyak etnis itu ada beberapa etnis yang warganya
melakukan aktivitas merantau dalam jumlah yang sangat signifikan, sehingga
etnis tersebut bisa diklasifikasikan sebagai suku perantau. Contohnya yaitu : Minangkabau, Suku Bugis-Makassar, Suku Banjar, Suku Bawean, Suku Batak,
Suku Madura.
Sebenarnya Merantau itu indah, mari kita simak syair Imam Syafi’i
tentang keutamaan merantau dibawah ini:
"Pergilah merantau untuk mencari kemuliaan karena dalam perjalanan
itu ada lima kegunaan: yaitu menghilangkan kesedihan, mendapatkan penghidupan,
menganggungkan jiwa, dan dapat bergaul dengan orang banyak.
Pergilah dengan penuh keyakinan! Niscaya akan engkau temukan pengganti
semua yang engkau tinggalkan.
Sungguh, aku melihat air yang tergenang dan berhenti, memercikkan
bau tak sedap.
Andaikan saja ia mengalir, air itu akan terlihat bening dan
sehat.
Sebaliknya jika engkau biarkan air itu menggenang, ia akan membusuk.
Singa hutan dapat menerkam mangsanya setelah ia tinggalkan sarangnya.
Anak panah tak akan mengenai sasarannya, jika tak beranjak dari
busurnya.
Andaikan matahari berhenti selamanya di tengah langit, niscaya umat dari
ujung barat sampai ujung timur akan bosan kepadanya.
Emas bagaikan debu, sebelum ditambang sebagai emas, sedangkan, pohon
cendana yang masih tertancap pada tempatnya, tak ubahnya pohon-pohon untuk kayu
bakar.
Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan temui derajat
mulia di tempat yang baru dan engkau bagaikan emas yang sudah teerangkat daari
tempatnya.
Kesabaran adalah bumi. Kesadaran adalah matahari. Keberanian menjadi
cakrawala, Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata".