Susuai namanya majas sindiran ialah
gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya
terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1.
Majas
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan
hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang. Maka tidak heran
jika sebagian ahli bahasa ada yang mengelompokkan majas ini ke dalam majas
pertentangan.
Contoh:
- Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
- Bagus sekali tulisanmu, sampai aku susah membacanya.
- Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.
2. Majas Sinisme
Sebagaimana majas ironi majas
sinisme merupakan majas yang digunakan untuk maksud menyindir. Bedanya, pada
majas ironi sindiran diungkapkan secara tidak langsung menggunakan kata-kata
positif. Sedangkan sinisme menyatakan sindiran secara langsung kepada
orang lain dengan kata yang cenderung negatif.
Contoh :
- Tingkah lakumu sangat konyol, tidak semestinya muncul dari seorang mahasiswa sepertimu.
- Caramu mengaji tidak mencerminkan jika kamu pernah belajar di pesantren.
Sarkasme adalah majas sindiran yang
paling kasar. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan jika sarkasme
lebih sering digunakan untuk menyakiti orang atau lawan bicara. Makanya majas
ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
- Mual aku melihat wajahmu, pergi kamu!
- Dasar keong sawah, kerja begini saja lama sekali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar